Senin, 25 Januari 2016

kooperatif model TPC

BAB I
Pendahuluan
1.1   Pengertian pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang maksimal. Berikut ini merupakan beberapa pengertian pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut para ahli.

  • Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
  • Bern dan Erickson (2001:5) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”.
  • Johnson, et al. (1994); Hamid Hasan (1996) “Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok”.
  • Suprijono, Agus (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
  • Slavin (Isjoni, 2011:15)  “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
  • Eggen and Kauchak (1996:279) “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.
  • Sunal dan Hans (2000) “Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”.
  • Stahl (1994) “Cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial”.
  • Kauchak dan Eggen dalam Azizah (1998) “Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan”.
  • Djajadisastra (1982) “Metode belajar kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas”.



BAB II
Isi
2.1 Pengertian pembelajaran kooperatif model TPC
Strategi pembelajaran Think Pairs Checks (Berpasangan dan Saling Memeriksa) merupakan salah satu strategi pembelajaran berpasangan selain Think Pairs Share (TPS) dan Think Pairs Write (Berpikir Berpasangan – Menulis) pada model pembelajaran kooperatif. Strategi Pairs – Checks ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993. Pada strategi ini siswa dilatih bekerja sama untuk mengerjakan soal-soal atau memecahkan masalah secara berpasangan, kemudian saling memeriksa / mengecek pekerjaan atau pemecahan masalah masing-masing pasangannya.


2.2 Langkah-langkah Strategi Pairs - Checks
Untuk melaksanakan strategi Pairs – Checks ini dalam model pembelajaran kooperatif yang anda laksanakan, dapat diikuti langkah-langkah umum berikut ini:
1.      Bagilah siswa di kelas anda ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 orang.
2.      Bagi lagi kelompok-kelompok siswa anda tersebut menjadi pasangan-pasangan. Jadi akan ada partner  A dan partner B pada kedua pasangan.
3.      Berikan setiap pasangan ini sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri dari beberapa soal atau permasalahan (jumlahnya genap).
4.      Berikutnya, berikan kesempatan kepada partner A untuk mengerjakan soal nomor 1, sementara partner B mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 1 tersebut.
5.      Selanjutnya bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2, dan partner A mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan soal nomor 2 tersebut.
6.      Setelah 2 soal terselesaikan, maka pasangan tersebut mencek hasil pekerjaan mereka berdua dengan pasangan lain yang satu kelompok dengan mereka.
7.      Setiap kelompok yang memperoleh kesepakatan (sama pendapat/cara memecahkan masalah/menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan mereka, atau guru memberikan penghargaan (reward). Guru dapat memberikan pembimbingan bila kedua pasangan di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan.
8.      Langkah nomor 4, 5, dan 6 diulang lagi untuk menyelesaikan soal nomor 3 dan 4, demikian seterusnya sampai semua soal pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok.
2.3 Tips untuk melaksanakan Strategi Pairs – Checks dalam Model Pembelajaran Kooperatif
Jangan membagi siswa secara asal, misal sebangku. Tetapi bagilah siswa berdasarkan tingkat kemampuan belajarnya. Jadi, terlebih dahulu sebelum membentuk pasangan, bagilah siswa di kelas anda menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkan kemampuan belajarnya. Setiap pasangan harus terdiri dari siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah.
Siapkan soal berjumlah genap, misal 6 soal sampai 10 soal (dengan memperhatikan alokasi waktu yang tersedia). Soal nomor 1 dan nomor 2 harus memiliki tingkat kesulitan dan bentuk yang sama, begitu seterusnya dengan soal nomor 3 dan 4, 5 dan 6, 7 dan 8, dst.
Pada LKS, sebaiknya peranan setiap pasangan dan anggota pasangan (partner) harus jelas, terutama saat strategi ini baru dikenalkan kepada siswa agar tidak terjadi kebingungan dalam berbagi tugas.
Modelkan atau bimbing semua kelompok secara klasikal untuk menerapkan langkah-langkah strategi pairs – checks ini di pembelajaran pertama untuk soal nomor 1 dan 2 (dua pertanyaan pertama).
Contohkan bagaimana cara mengamati, membimbing, memotivasi partner saat mereka berpasangan.
Modelkan perbedaan memberi bimbingan dengan memberikan jawaban kepada partner. Ingat, setiap partner tidak boleh memberi jawaban atau membantu mengerjakan secara langsung saat mereka berpasangan mengerjakan soal.
Gunakan hanya 1 LKS dan 1 pensil (pulpen) untuk setiap pasangan. Jadi di atas meja mereka hanya ada 1 LKS yang harus dikerjakan, dan 1 pensil untuk menulis. Ini dilakukan untuk mengefektifkan proses pembelajaran saat berpasangan.
2.4 Kelemahan Strategi Pairs - Checks
Berikut ini beberapa kelemahan yang dapat muncul dari penerapan strategi Pairs – Checks ini pada model pembelajaran kooperatif di kelas:
Ø  Membutuhkan waktu yang lebih banyak.
Ø  Membutuhkan keterampilan siswa untuk menjadi pembimbing pasangannya, dan kenyataannya setiap partner pasangan bukanlah siswa dengan kemampuan belajar yang lebih baik. Jadi kadang-kadang fungsi pembimbingan tidak berjalan dengan baik.
2.5 Kelebihan Strategi Pairs – Checks
Beberapa kelebihan strategi Pairs – Checks bila diterapkan pada model pembelajaran kooperatif, yaitu:
Ø  Melatih siswa untuk bersabar, yaitu dengan memberikan waktu bagi pasangannya untuk berpikir dan tidak langsung memberikan jawaban (menjawabkan) soal yang bukan tugasnya.
Ø  Melatih siswa memberikan dan menerima motivasi dari pasangannya secara tepat dan efektif.
Ø  Melatih siswa untuk bersikap terbuka terhadap kritik atau saran yang membangun dari pasangannya, atau dari pasangan lainnya dalam kelompoknya. Yaitu saat mereka saling mengecek hasil pekerjaan pasangan lain di kelompoknya.
Ø  Memberikan kesempatan pada siswa untuk membimbing orang lain (pasangannya).
Ø  Melatih siswa untuk bertanya atau meminta bantuan kepada orang lain (pasangannya) dengan cara yang baik (bukan langsung meminta jawaban, tapi lebih kepada cara-cara mengerjakan soal/menyelesaikan masalah).
Ø  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menawarkan bantuan atau bimbingan pada orang lain dengan cara yang baik.
Ø  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menjaga ketertiban kelas (menghindari keributan yang mengganggu suasana belajar).
Metode ini juga melatih tanggung jawab sosial siswa, kerja sama, dan kemampuan memberi penilaian. Secara umum, sintak pembelajaran Pair Check adalah (1) bekerja berpasangan (2) pembagian peran partner dan pelatih (3) pelatih memberi soal, partner menjawab (4) pengecekan jawaban (5) bertukar peran (6) penyimpulan (7) evaluasi dan (8) refleksi.
2.6 Berdasarkan sintak tersebut, langkah – langkah rinci penerapan metode Pair Check adalah sebagai berikut :
  1. Guru menjelaskan konsep.
  2. Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim dibebani masing – masing satu peran yang berbeda : Pelatih dan Partner.
  3. Guru membagikan soal kepada partner.
  4. Partner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
  5. Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner, dan partner menjadi pelatih.
  6. Guru membagikan soal kepada partner.
  7. Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
  8. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokan jawaban satu sama lain.
  9. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai soal.
  10. Setiap tim mengecek jawabannya.
  11. Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward oleh guru.


BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks pemecahan masalah untuk meningkatkan social skilli dilakukan dengan proses pembelajaran. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok dan satu kelompok terdiri dari dua orang saja. Mereka harus berusaha untuk menyelesaikan suatu masalah, kemudian hasil diskusi kelompok mereka akan dicek oleh pasangan dari kelompok lain. Diakhir proses pembelajaran siswa diberi tugas rumah untuk mengerjakan soal yang ada dibuku paket siswa. Hal ini bertujuan supaya pada pertemuan selanjutnya siswa sudah belajar tentang materi yang akan dipelajari di sekolah. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks pemecahan masalah dapat meningkatkan social skill siswa.



DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/kamaludintoxz/skripsi-belajar-mengajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar