BAB
I
Pendahuluan
1.1
Pengertian
pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran
kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling
memotivasi antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan
pembelajaran yang maksimal. Berikut ini merupakan beberapa pengertian
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut para ahli.
- Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”.
- Bern dan Erickson (2001:5) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil di mana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar”.
- Johnson, et al. (1994); Hamid Hasan (1996) “Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil (2-5 orang) dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok”.
- Suprijono, Agus (2010:54) “Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”.
- Slavin (Isjoni, 2011:15) “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
- Eggen and Kauchak (1996:279) “Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama”.
- Sunal dan Hans (2000) “Cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses pembelajaran”.
- Stahl (1994) “Cooperative learning dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial”.
- Kauchak dan Eggen dalam Azizah (1998) “Cooperative learning merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan”.
- Djajadisastra (1982) “Metode belajar kelompok merupakan suatu metode mengajar dimana murid-murid disusun dalam kelompok-kelompok waktu menerima pelajaran atau mengerjakan soal-soal dan tugas-tugas”.
BAB
II
Isi
2.1 Pengertian pembelajaran kooperatif
model TPC
Strategi pembelajaran Think Pairs
Checks (Berpasangan dan Saling Memeriksa) merupakan salah satu strategi
pembelajaran berpasangan selain Think Pairs Share (TPS) dan Think Pairs Write
(Berpikir Berpasangan – Menulis) pada model pembelajaran kooperatif. Strategi
Pairs – Checks ini dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1993. Pada
strategi ini siswa dilatih bekerja sama untuk mengerjakan soal-soal atau
memecahkan masalah secara berpasangan, kemudian saling memeriksa / mengecek
pekerjaan atau pemecahan masalah masing-masing pasangannya.
2.2
Langkah-langkah Strategi Pairs - Checks
Untuk
melaksanakan strategi Pairs – Checks ini dalam model pembelajaran kooperatif
yang anda laksanakan, dapat diikuti langkah-langkah umum berikut ini:
1.
Bagilah
siswa di kelas anda ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4 orang.
2.
Bagi
lagi kelompok-kelompok siswa anda tersebut menjadi pasangan-pasangan. Jadi akan
ada partner A dan partner B pada kedua
pasangan.
3.
Berikan
setiap pasangan ini sebuah LKS untuk dikerjakan. LKS terdiri dari beberapa soal
atau permasalahan (jumlahnya genap).
4.
Berikutnya,
berikan kesempatan kepada partner A untuk mengerjakan soal nomor 1, sementara
partner B mengamati, memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A
selama mengerjakan soal nomor 1 tersebut.
5.
Selanjutnya
bertukar peran, partner B mengerjakan soal nomor 2, dan partner A mengamati,
memberi motivasi, membimbing (bila diperlukan) partner A selama mengerjakan
soal nomor 2 tersebut.
6.
Setelah
2 soal terselesaikan, maka pasangan tersebut mencek hasil pekerjaan mereka
berdua dengan pasangan lain yang satu kelompok dengan mereka.
7.
Setiap
kelompok yang memperoleh kesepakatan (sama pendapat/cara memecahkan
masalah/menyelesaikan soal) merayakan keberhasilan mereka, atau guru memberikan
penghargaan (reward). Guru dapat memberikan pembimbingan bila kedua pasangan di
dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan.
8.
Langkah
nomor 4, 5, dan 6 diulang lagi untuk menyelesaikan soal nomor 3 dan 4, demikian
seterusnya sampai semua soal pada LKS selesai dikerjakan setiap kelompok.
2.3
Tips untuk melaksanakan Strategi Pairs – Checks dalam Model Pembelajaran
Kooperatif
Jangan
membagi siswa secara asal, misal sebangku. Tetapi bagilah siswa berdasarkan
tingkat kemampuan belajarnya. Jadi, terlebih dahulu sebelum membentuk pasangan,
bagilah siswa di kelas anda menjadi 2 kelompok besar, yaitu kelompok atas dan
kelompok bawah berdasarkan kemampuan belajarnya. Setiap pasangan harus terdiri
dari siswa kelompok atas dan siswa kelompok bawah.
Siapkan
soal berjumlah genap, misal 6 soal sampai 10 soal (dengan memperhatikan alokasi
waktu yang tersedia). Soal nomor 1 dan nomor 2 harus memiliki tingkat kesulitan
dan bentuk yang sama, begitu seterusnya dengan soal nomor 3 dan 4, 5 dan 6, 7
dan 8, dst.
Pada LKS,
sebaiknya peranan setiap pasangan dan anggota pasangan (partner) harus jelas,
terutama saat strategi ini baru dikenalkan kepada siswa agar tidak terjadi
kebingungan dalam berbagi tugas.
Modelkan
atau bimbing semua kelompok secara klasikal untuk menerapkan langkah-langkah
strategi pairs – checks ini di pembelajaran pertama untuk soal nomor 1 dan 2
(dua pertanyaan pertama).
Contohkan
bagaimana cara mengamati, membimbing, memotivasi partner saat mereka
berpasangan.
Modelkan
perbedaan memberi bimbingan dengan memberikan jawaban kepada partner. Ingat,
setiap partner tidak boleh memberi jawaban atau membantu mengerjakan secara
langsung saat mereka berpasangan mengerjakan soal.
Gunakan
hanya 1 LKS dan 1 pensil (pulpen) untuk setiap pasangan. Jadi di atas meja
mereka hanya ada 1 LKS yang harus dikerjakan, dan 1 pensil untuk menulis. Ini
dilakukan untuk mengefektifkan proses pembelajaran saat berpasangan.
2.4
Kelemahan Strategi Pairs - Checks
Berikut
ini beberapa kelemahan yang dapat muncul dari penerapan strategi Pairs – Checks
ini pada model pembelajaran kooperatif di kelas:
Ø Membutuhkan waktu yang
lebih banyak.
Ø Membutuhkan keterampilan
siswa untuk menjadi pembimbing pasangannya, dan kenyataannya setiap partner
pasangan bukanlah siswa dengan kemampuan belajar yang lebih baik. Jadi
kadang-kadang fungsi pembimbingan tidak berjalan dengan baik.
2.5
Kelebihan Strategi Pairs – Checks
Beberapa
kelebihan strategi Pairs – Checks bila diterapkan pada model pembelajaran
kooperatif, yaitu:
Ø Melatih siswa untuk
bersabar, yaitu dengan memberikan waktu bagi pasangannya untuk berpikir dan
tidak langsung memberikan jawaban (menjawabkan) soal yang bukan tugasnya.
Ø Melatih siswa
memberikan dan menerima motivasi dari pasangannya secara tepat dan efektif.
Ø Melatih siswa untuk
bersikap terbuka terhadap kritik atau saran yang membangun dari pasangannya,
atau dari pasangan lainnya dalam kelompoknya. Yaitu saat mereka saling mengecek
hasil pekerjaan pasangan lain di kelompoknya.
Ø Memberikan kesempatan
pada siswa untuk membimbing orang lain (pasangannya).
Ø Melatih siswa untuk
bertanya atau meminta bantuan kepada orang lain (pasangannya) dengan cara yang
baik (bukan langsung meminta jawaban, tapi lebih kepada cara-cara mengerjakan
soal/menyelesaikan masalah).
Ø Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menawarkan bantuan atau bimbingan pada orang lain dengan
cara yang baik.
Ø Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk belajar menjaga ketertiban kelas (menghindari keributan yang
mengganggu suasana belajar).
Metode ini juga melatih tanggung jawab sosial siswa,
kerja sama, dan kemampuan memberi penilaian. Secara umum, sintak pembelajaran
Pair Check adalah (1) bekerja berpasangan (2) pembagian peran partner dan
pelatih (3) pelatih memberi soal, partner menjawab (4) pengecekan jawaban (5)
bertukar peran (6) penyimpulan (7) evaluasi dan (8) refleksi.
2.6
Berdasarkan sintak tersebut, langkah – langkah rinci penerapan metode Pair
Check adalah sebagai berikut :
- Guru menjelaskan konsep.
- Siswa dibagi ke dalam beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu tim ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim dibebani masing – masing satu peran yang berbeda : Pelatih dan Partner.
- Guru membagikan soal kepada partner.
- Partner menjawab soal, dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
- Pelatih dan partner saling bertukar peran. Pelatih menjadi partner, dan partner menjadi pelatih.
- Guru membagikan soal kepada partner.
- Partner menjawab soal, dan pelatih bertugas mengecek jawabannya. Partner yang menjawab satu soal dengan benar berhak mendapat satu kupon dari pelatih.
- Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokan jawaban satu sama lain.
- Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaban dari berbagai soal.
- Setiap tim mengecek jawabannya.
- Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah atau reward oleh guru.
BAB
III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Model pembelajaran kooperatif tipe Pair Checks pemecahan
masalah untuk meningkatkan social skilli dilakukan dengan proses pembelajaran.
Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok dan satu kelompok terdiri dari dua orang
saja. Mereka harus berusaha untuk menyelesaikan suatu masalah, kemudian hasil
diskusi kelompok mereka akan dicek oleh pasangan dari kelompok lain. Diakhir
proses pembelajaran siswa diberi tugas rumah untuk mengerjakan soal yang ada
dibuku paket siswa. Hal ini bertujuan supaya pada pertemuan selanjutnya siswa
sudah belajar tentang materi yang akan dipelajari di sekolah. Berdasarkan hasil
analisis maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Pair Checks pemecahan masalah dapat meningkatkan social skill siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.slideshare.net/kamaludintoxz/skripsi-belajar-mengajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar