Jumat, 08 Juli 2016


RANGKUMAN
PEMBELAJARAN INOVATIF II
MATERI METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING



Dosen Pembimbing
Lestariningsih, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Aizzatur Rohmah (1431009)
Pendidikan matematika 2014-A


STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri, Telp.(031) 8950181, Fax.(031) 8071354, Sidoarjo.
Website : http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016


  1. SEJARAH METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
    Pada awal abad dua puluh, Dewey (dalam Aunurrahmah, 2009: 4-5) menyatakan bahwa belajar berasal dari pengalaman dan keterlibatan aktif oleh para pelajar. Jean Piaget berpendapat bahwa para pelajar dengan aktif membangun pengetahuan mereka masing-masing. Pandangan pembelajaran ini dikenal sebagai konstruktivisme yang menyatakan bahwa tidak hanya menerima informasi baru, tetapi para siswa menginterpretasikan apa yang mereka lihat, dengar, atau lakukan sesuai apa yang mereka telah ketahui.
    Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika adalah model pembelajaran Quantum Learning. Strategi Pembelajaran Quantum Learning memusatkan perhatian pada interaksi makna. Quantum Learning sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keadaan yang dibuat-buat. Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks serta santai dan menyenangkan. Untuk itu pembelajaran harus dirancang, disajikan, dikelola, di- fasilitasi sedemikian rupa sehingga dapat terwujud proses pembelajaran yang alamiah dan menyenangkan.

  2. PENGERTIAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
    Para ahli mendefinisikan Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia. Dimana Quantum Learning ini berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik yang berkebangasaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif yaitu mendudukan murid secara nyaman, memasang musik latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan media pembelajaran untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.
    Quantum Learning adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Learning juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Learning berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.

Pembelajaran Quantum Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mengedepankan keaktifan, kebermaknaan serta suasana lingkungan yang menyenangkan.


C. KARAKTERISTIK METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

Menurut (Sugiyanto, 2010:73) metode pembelajaran Quantum Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Pembelajaran Quantum Learning berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika Quantum meskipun serba sedikit istilah dan konsep Quantum yang dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar dan pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif, bukan teori fisika Quantum.
  2. Pembelajaran Quantum Learning lebih bersifat humanis, bukan positivistis-empiris atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya.
  3. Pembelajaran Quantum Learning lebih bersifat konstruktivistis, bukan positivistis-empiris atau behavioristis, karena itu nuansa konstruktivistis dalam pembelajaran relatif kuat.
  4. Pembelajaran Quantum Learning memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Dapat dikatakan bahwa interaksi menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam pembelajaran.
  5. Pembelajaran Quantum Learning sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Artinya pembelajaran harus berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi.
  6. Pembelajaran Quantum Learning sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan keadaan yang dibuat-buat.
  7. Pembelajaran Quantum Learning sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.
  8. Pembelajaran Quantum Learning memiliki model yang memudahkan konteks dan isi pembelajaran.
  9. Pembelajaran Quantum Learning memusatkan perhatian pada pembentukan ketrampilan akademis, ketrampilan hidup dan prestasi fisikal atau material.
  10. Pembelajaran Quantum Learning menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. Tanpa nilai dan keyakinan tertentu, proses pembelajaran kurang bermakna.
  11. Pembelajaran Quantum Learning mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. Keberagaman dan kebebasan dapat dikatakan sebagai kata kunci selain interaksi.
  12. Pembelajaran Quantum Learning mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnnya lebih optimal.

    Quantum Learning mempunyai keunggulan dan ciri khas tersendiri yang sangat unik dan jarang dimiliki oleh metode pembelajaran lainnya. Setidaknya ada empat ciri yang menonjol dalam pembelajaran Quantum Learning, diantarannya adalah sebagai berikut :

  1. Adannya unsur demokrasi dalam pengajaran. Hal ini terlihat sekali bahwa dalam penerapan Quantum Learning terdapat unsur kesempatan yang luas.
  2. kepada seluruh sisiwa untuk terlibat aktif dan pasrtisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran.
  3. Ada kepuasan pada diri siswa. Hal ini sangat terlihat dari adannya pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukan oleh siswa sehingga secara proporsional siswa akan mampu memahami dan mengerti akan apa yang telah disampaikan dengan cepat tanpa adannya hambatan yang besar.
  4. Adannya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu ketrampilan yang diajarkan. Hal ini terlihat dari adannya pengulangan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai oleh siswa, sehingga seandainnya ada materi yang kurang begitu paham, maka dengan sedirinya siswa akan paham karena materi yang diberikan memungkinkan untuk diulang agar kesemuannya mampu untuk diserap.
  5. Adannya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan yang dihasilkan sisiwa, dalam bentuk konsep, teori, model dan sebagainnya. Hal ini sangat penting, karena antara guru dan siswa akan mampu terjalin ikatan emosional yang begitu kuat antara keduannya (A’la, 2012:41).

D. TUJUAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
  1.      Tujuan metode pembelajaran kuantum yang didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan  metode pembelajaran kuantum pada mata pelajaran matematika adalah:

  1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Quantum Learning  pada pembelajaran matematika siswa SMP.
  2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan, pembelajaran Quantum Learning terhadap hasil belajar matematika siswa.
  3. Untuk meningkatkan pemahaman materi pembelajaran matematika siswa.
  4. Untuk meningkatkan kreativitas siswa.
  5. Untuk meningkatkan ketercapaian KKM siswa.
  6. Untuk meningkatkan semangat belajar siswa.
  7. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
  8. Apakah penggunaan model pembelajaran Quantum Learning dalam pembelajaran matematika menghasilkan prestasi yang lebih baik dibandingkan menggunakan model pembelajaran strukturalistik terhadap hasil belajar matematika.

E. PRINSIP-PRINSIP METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

Prinsip dapat diartikan (1) aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau dikenal dan (2) sebuah hukuman, aksioma, atau doktrin fundamental. Pembelajaran Quantum Learning juga dibangun di atas aturan aksi, hukum, aksioma dan atau doktrin fundamental mengenai dengan pembelajaran dan pembelajar. Menurut De Porter dkk (2004: 7), ada tiga macam prinsip utama yang membangun Model Quantum Learning antara lain adalah :

      1. Bawalah dunia mereka (pembelajar) ke dalam dunia kita (pengajar) dan antarkan dunia kita (pengajar) ke dalam dunia mereka (pembelajar).
      2. Dalam pembelajaran Quantum Learning berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkes simfoni. Selain memiliki lagu atau partitur, permainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord. Struktur dasar ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajar Quantum Learning. Prinsip-prinsip dasar ada lima macam sebagai berikut:

Quantum Learning memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

  1. Segalanya Berbicara

Segalannya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh anda, dari kertas yang anda bagikan hingga rencana pelajaran anda semuannya mengirim pesan tentang belajar.

  1. Segalanya bertujuan
    Semua yang terjadi dalam pengubahan anda mempunyai tujuan. Apa yang disusun dalam pelajaran yang akan diberikan kepada siswa harus mempunyai tujuan dan batasan yang jelas.
  2. Pengalaman sebelum pemberian nama
    Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.



  3. Akui setiap usaha
    Belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan, maka mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
  4. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar (DePorter, 2010:36).

      1. Dalam pembelajaran Quantum Learning juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Adapun prinsip keunggulan sebagai berikut :

  1. Terapkan hidup dalam integritas
  2. Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
  3. Berbicara dengan niat baik
  4. Tegaskanlah komitmen
  5. Jadilah pemilik
  6. Tetaplah lentur
  7. Pertahankan keseimbangan

F. KELEBIHAN METODE PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

Menurut Fajar (2012: 9) Kelebihan dari strategi pembelajaran Quantum Learning adalah:

  1. Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.
  2. Karena Quantum Learning lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
  3. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banyak.
  4. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
  5. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
  6. Karena model pembelajaran Quantum Learning membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
  7. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.

G. KEKURANGAN/KELEMAHAN METODE QUANTUM LEARNING

Menurut Fajar (2012: 9) kelemahan dari strategi pembelajaran Quantum Learning adalah:

  1. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
  2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
  3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain.
  4. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
  5. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
  6. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.

H. KERANGKA RANCANGAN BELAJAR  QUANTUM LEARNING

Kerangka rancangan belajar Quantum Learning dikenal sebagai TANDUR. Kepanjangan dari TANDUR adalah :

  1. Tumbuhkan
    Tumbuhkan minat dengan memasukan “Apakah Manfaatnya Bagiku” (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar. Membuat siswa tertarik dengan materi yang akan diajarkan yaitu dengan menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
  2. Alami
    Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Carannya dengan membawa materi ke dalam pengalaman kehidupan sehari-hari sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi.
  3. Namai
    Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi; sebuah “masukan”. Setiap apa yang sudah ditemukan dalam kerja kelompok, diberi nama dengan menggunakan kata kunci yang mudah dimengerti.
  4. Demonstrasikan
    Sediakan kesempatan bagi para pelajar untuk “menunjukan bahwa mereka tahu”. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukan hasil kerja mereka.
  5. Ulangi
    Tunjukan kepada siswa cara-cara mengulang materi dan menegaskan, “aku tahu bahwa memang aku tahu ini”. Mengulang kembali apa yang telah ditemukan dalam kerja kelompok dan siswa mencatat kesimpulan-kesimpulan berupa pengertian dan rumus-rumus dalam buku masing-masing sebagai pengayaan sebelum mengerjakan soal.
  6. Rayakan
    Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan pemerolehan ketrampilan dan ilmu pengetahuan. Dapat berupa tepuk tangan atau menjentikan jari dan dapat berupa pujian (DePorter 2010:39).

I. PENERAPAN METODE DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan pokok, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
  1. Kegiatan pendahuluan, bertujuan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagai contoh ketika memulai pembelajaran, guru menyapa anak dengan nada bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir. Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan.
  2. Kegiatan inti, merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan di muka.
    Kegiatan penutup, ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.




DAFTAR PUSTAKA



A’la, M. (2012). Quantum Teaching (Buku Pintar dan Praktis). Yogyakarta: DIVA Press.

DePorter, Bobby, Henarcki, Mike. (2004). Quantum Learning-Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung:Kaifa.

DePorter, Bobbi, dkk. (2010). Quantum Teaching : Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.

Fajar. (2012). “Makalah Model Pembelajaran Quantum Teaching”. Artikel. Diakses dari http://eduadventure.blogspot.co.id/2012/05/makalah-model-pembelajaran-quantum.html (pada tanggal 25 April 2016, pukul 12.12 WIB)

Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.


































Tidak ada komentar:

Posting Komentar